8. Home sweet home

Rumah yang bersih, terawat, dan rapih. Elok dipandang mata. Walau perabot nya masih itu itu saja. Menurut yen apa itu terlalu berlebih lebihan. Menurut yen itu susah ya. Menurut ayah itu hal yang simpel koq. Ayah tidak minta yang macam macam ke ibu. Ayah tidak minta tiap hari ibu harus melayani sex ayah setiap hari. Komplain makan (makan seadanya, ayah ngerti karena ayah tidak setiap saat ngasih uang belanja). Pakaian. Layani ayah ini itu. Setiap ayah mau tidur dikelonin. Masing masing mandiri lah. Jangan terlalu merepotkan ibu. Ibu dah repot urus yen. Ibu juga harus kerja.
Tapi kan ibu tak sesusah ayah nyari duit. Jika ibu mu kekurangan duit atau butuh duit, pasti minta ke ayah. Ayah kalo butuh duit, ayah mau minta kesiapa? Karenanya ayah usaha, tanpa peduli waktu. Ayah usaha kok yen. yen harus tau, orang usaha itu belum tentu langsung menghasilkan, tidak langsung ada uang. Kadang kita usaha juga sia sia. AYah sudah mencoba berbagai pekerjaan. Dari kerja sambilan sampai jadi agen property. Ayah lakukan semua. Bukan berarti ayah ninggalin yen dan tidak peduli pada yen dan ibu. Sesekali ayah pun menemani ibu kemana dia mau. Membelikan makanannya. Kepasar. Mendengarkan keluhan tentang kerjanya. bosnya. Teman temannya. yen. Main dengan yen. Begadang dengan yen. Menggendong yen.

Tapi ibumu sudah lupa semua itu. Ibumu lupa kalau ayah masih menggendongmu. Hal yang akan ibu gugat di masa masa akhir perkawinan kami.Sedih bukan. Ayah sedih. Ayah sedih yen.

Ibu perhatian juga dengan ayah. Ibu berlangganan koran untuk ayah. Karena ibu tau ayah hobi membaca. Beberapa bulan akhirnya ayah minta berhenti saja. Buat menghemat.
Menurut mereka ayah tidak peduli yen dan ibu. Mereka bilang ayah terlalu menuntut ibu dalam hal 'sekejap mata'.Kalau ayah membersihkan rumah, menyapu halaman, memberes bereskan rumah. Ayah tidak perlu bilang ke ibu. Lihat ayah sudah bereskan rumah. Karena ayah pikir, ini merupakan tanggung jawab bersama. Membuat rumah menyenangkan dalam arti secara fisik mau pun jiwa. Kan senang juga kita lihat rumah yang bersih dan rapi.Seperti kapal pecah. Ayah dah protes beberapakali ke ibu. Tapi ibu tidak mau peduli. Ayah telah berulang kali bilang ke ibu. Tolong kamu lebih perhatikan rumah lagi. Belum lagi soal makanan basi. Berulang kali ayah beri perhatian ke ibu. Apalagi ibu tiap hari masak masakan, masa tidak bisa liat dikulkas makanan kemarin yang berhari hari. Sampai kadang lumutan. Ayah tidak senang buang buang makanan. Kan sayang. Apa iya ayah harus berulang kali ingatkan.Ayah sering berulang kali bilang ke ibu. Tapi ibu sering tidak mau dengar pendapat ayah. Ayah capek ngomong lagi. Bicara salah. Tidak didengar. Ayah protes. Ayah mogok bicara. Aku juga masih normal kok. Masa kalau semua baik baik saja saya mau marah marah. Pasang muka angker. Marah. Gilakah aku mau marah setiap hari. Saya capek! Ayah protes. Ayah mogok bicara.
Kemudian ayah ingat teman lama yang punya warnet dekat rumah. Setiap malam ayah kesana. Cek email. Baca koran online. Cari informasi informasi bisnis. Ngobrol dengan teman.Ayah protes yen.
Situasi tambah buruk karena sebaik baiknya ayah mengelola keuangan toh akhirnya tabungan ayah habis juga. Ayah harus asli makan gaji lagi. Usaha ayah belum membaik. Sekitar september atau oktober ayah bilang ke ibu tidak punya uang untuk beli susu yen. Ibu berang. Ditambah dengan protes ayah selama ini. Kemarahan ibu menjadi jadi. Ayah dianggap tidak mau membiayai yen lagi. Keributan sering terjadi. Sering. Suatu saat ayah sempat menjelaskan dan memberikan rincian pengeluaran gaji ayah selama ini kepada ibumu. Ibumu tidak peduli. Sepertinya ibu minta bantuan kepada tante. Hari minggu itu ayah dan ibu mendiskusikannya lagi. Ibu bersikeras mau pergi. Ayah bisa bilang apa. Ibu (bersiap siap) meninggalkan ayah lagi.
Ayah mau bilang apa yen. Ayah sudah tidak bisa ngapa2in lagi. Ayah dah kehabisan tenaga. Ayah sudah lemah. Ayah telah berusaha untuk mendukung keluarga ini habis habisan. Setelah ini ditinggalkan lagi.Jadi, untuk apa ayah tinggal lagi? Untuk apa ayah dirumah ini lagi. Hanya untuk menjadi boneka dan menebalkan kebencian ibu kepada ayah. Apa ayah masih punya harga diri lagi tinggal di rumah itu lagi. Hancur sudah. Lebih baik ayah angkat kaki meninggalkan ibumu. Ibumu sudah meninggalkan ayah (lagi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar