10. The end of days
18 desember 2008

Hari itu ayah cemburu yen. Ayah terbawa emosi. Setelah yen puas main dengan ayah, yen lalu tidur. Ibu dengan alasan pergi sekitar jam 7 malam. Ayah mendengar ada motor berhenti didepan rumah. Jam 9 malam ibu belum kembali. Ayah memutuskan untuk langsung pulang saja. Sewaktu ku melihat ke rak sepatu, helm kecil sudah tidak ada. Padahal waktu datang tadi masih ada. Ibumu pergi dengan siapa? Ayah marah yen. Marah sampai ke ubun ubun. Ayah menunggu sampai jam 10 malam. Kemana ibumu jam segitu belum pulang dengan siapa ibumu pergi. Berani beraninya dia. Ayah sampai hari itu masih secara de facto dan de jure ( walaupun hanya diatas kertas ) masih menjadi suaminya. Jam 10 malam ayah menunggu di pinggir jalan. Ibu pulang dengan angkot. Tanpa pedulikan ayah, ibu langsung pulang kerumah.

Ibumu pasti udah cerita tentang pemukulan hari itu. Ayah tidak minta yen untuk membenarkan tindakan ayah. Ayah tidak meminta pembenaran yen. Salah tetap salah. Ayah berulang kali menanyakan kepada ibumu. Kemana kamu. Dengan siapa berulang kali.




http://irwandina.wordpress.com/2007/10/

Saya belajar dari kamu adolf! Pergi kau! Pergi kau! Pergi kau dari rumahku! yen harus melihat matanya ibu waktu itu. Mata yang penuh dendam dan penuh penghinaan. Seakan akan dendamnya selama ini terbalaskan sudah. Kepuasan yang selamaini ingin ibumu muntahkan. Mata itu yen, mata itu sungguh menakutkan. Ibumu telah berubah yen. Ibu telah berubah. Ibu tidak seperti yang dulu. Sherly dan mamanya berulang kali juga meminta ayah pergi dari rumah itu. Mereka semua menyalahkan ayah. Semua keluarganya menyalahkan ayah. Mereka mengusirku yen.
Mereka mengusirku.

Game over.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar